Ada kabar buruk bagi para wanita perokok! Menurut penelitian
terbaru, aktivitas merokok bisa mengurangi produksi gen tuba Fallopi, yang
dikenal sebagai “BAD”, dan bisa meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
Temuan ini diteliti oleh ilmuwan yang dipimpin oleh Drs.
Andrew Horne dan Colin Duncan di Medical Research Council (MRC) Centre for
Reproductive Health di Edinburgh, Inggris.
Kehamilan ektopik terjadi ketika embrio mengimplan di luar
rahim dan saluran fallopi. Kondisi ini bisa menimpa lebih dari 2 persen pada
seluruh kehamilan. Kehamilan jenis ini merupakan penyebab kematian seorang ibu
paling umum di awal kehamilan.
Saat ini tidak ada cara untuk mencegah kehamilan ektopik,
dan kondisi ini harus diobati dengan pembedahan perut atau, ketika ektopik
masih kecil dan stabil bisa diobati dengan suntikan obat yang disebut
metotreksat.
Saat menyajikan informasi latar belakang penelitian ini, Dr.
Horne menjelaskan bahwa kehamilan ektopik adalah hasil dari kombinasi faktor
yang mempengaruhi transportasi perkembangan embrio dari tabung telur ke rahim
dan perubahan lingkungan tuba, yang memungkinkan implantasi awal terjadi.
Merokok dikenal sebagai faktor risiko utama, tetapi
bagaimana merokok bisa mempengaruhi lingkungan tabung Fallopi pada kehamilan
ektopik sejauh ini masih belum diketahui.
Untuk tujuan penelitian ini, Dr. Horne bersama kelompoknya
pertama-tama meneliti sel-sel dari saluran Fallopi hingga ke produk pemecahan
nikotin yang disebut cotinine. Kemudian, mereka menemukan bahwa cotinine
memiliki efek negatif pada gen yang diketahui terkait dengan kematian sel (atau
apoptosis), dan khususnya pada gen yang disebut BAD. Dalam sebuah penelitian
lebih lanjut, para peneliti menunjukkan bahwa pengeluaran BAD berkurang pada
tabung Fallopi wanita yang perokok.
Dr. Horne menjelaskan, perubahan pada produksi BAD dan gen
terkait terlihat di dalam rahim yang sedang mempersiapkan untuk implantasi
normal dari embrio dan kehamilan dini. Penurunan BAD biasanya terlihat pada
sel-sel rahim sebelum implan embrio.
Hasil penelitian ini, kata Dr. Horne, menunjukkan bahwa
berkurangnya produksi gen BAD dalam tabung Fallopi mengarah ke kondisi seperti
itu pada rahim, yang mendorong dan memungkinkan terjadinya kehamilan ektopik.
“Jadi penelitian kami masih membutuhkan bantuan para ilmuwan
masa depan untuk menemukan cara mencegah kehamilan ektopik, proses diagnosis
lebih baik, dan lebih awal,” ujar Dr. Horne. Penemuan ini dijelaskan pada
pertemuan tahunan ESHRE (European Society of Human Reproduction and Embryology)
di Istanbul.
0 comments:
Post a Comment