Pandangan lain yang salah tentang vegetarian adalah sayur
dan buah yang terkena pestisida, punya level dampak yang sama-bagi tubuh
manusia-dengan daging yang selama di peternakan digelontor pakan konsentrat dan
obat yang jelas-jelas mengandung bahan kimia.
Namun Lusia Anggraini, dokter umum, yang juga staf ahli
Indonesia Vegetarian Society (IVS) Yogyakarta, mempunyai jawaban yang simpel.
Pestisida yang menempel pada sayur dan buah, bisa hilang
lebih 10 persen saat dicuci dua kali. "Adapun pestisida yang masuk ke
tubuh tanaman, saya yakin, bisa terkurangi sampai 50 persen lebih, karena sayur
dan buah mengandung antioksidan. Ketika direbus, konsentrasi pestisida tadi,
akan berkurang lagi," kata Lusia.
Sementara di sisi lain, daging tidak mengandung antioksidan
sama sekali. Jadi, ketika kita menyantap daging, akumulasi zat kimia itu kita
santap utuh, plus zat-zat tak berguna dan beracun dalam daging. "Sehingga
masuk akal jika daging menyebabkan penyakit dan gangguan kesehatan," ujar
Lusia.
Semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia terdapat dalam
makanan nabati. Ketakutan bahwa asam amino esensial dan lemak hanya diperoleh
dari daging (termasuk olahannya), juga ketakutan bahwa tubuh menjadi lemas dan
tak punya stamina karena bervegetarian, adalah tak berdasar.
Kacang-kacangan terutama kedelai mengandung semua asam amino
esensial. Lemak pun ada di minyak kelapa sawit dan kacang-kacangan. Tak ada
yang perlu dikhawatirkan jika orang bervegetarian.
"Pertanyaan sekarang adalah, mengapa orang-orang malah
tidak pernah khawatir tentang dampak daging yang sangat merugikan kesehatan?
Aneh dan lucu, kan? Vegetarian dikawatirkan ke sana-kemari, tapi bahaya daging
tak disuarakan," ujar Susianto, ahli nutrisi yang juga Ketua Operasional
IVS.
Mereka yang masih tak percaya dampak merusak dari daging,
perlu banyak membaca literatur dan menyimak imbauan-imbauan lembaga-lembaga
internasional. Indonesia belum menyadari dampak daging, bahkan menggencarkan
industri peternakan.
0 comments:
Post a Comment