Friday, June 29, 2012

Bahaya Mana Sayur Berpestisida atau Daging Berzat Kimia?


Pandangan lain yang salah tentang vegetarian adalah sayur dan buah yang terkena pestisida, punya level dampak yang sama-bagi tubuh manusia-dengan daging yang selama di peternakan digelontor pakan konsentrat dan obat yang jelas-jelas mengandung bahan kimia.



Namun Lusia Anggraini, dokter umum, yang juga staf ahli Indonesia Vegetarian Society (IVS) Yogyakarta, mempunyai jawaban yang simpel.

Pestisida yang menempel pada sayur dan buah, bisa hilang lebih 10 persen saat dicuci dua kali. "Adapun pestisida yang masuk ke tubuh tanaman, saya yakin, bisa terkurangi sampai 50 persen lebih, karena sayur dan buah mengandung antioksidan. Ketika direbus, konsentrasi pestisida tadi, akan berkurang lagi," kata Lusia.

Sementara di sisi lain, daging tidak mengandung antioksidan sama sekali. Jadi, ketika kita menyantap daging, akumulasi zat kimia itu kita santap utuh, plus zat-zat tak berguna dan beracun dalam daging. "Sehingga masuk akal jika daging menyebabkan penyakit dan gangguan kesehatan," ujar Lusia.

Semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh manusia terdapat dalam makanan nabati. Ketakutan bahwa asam amino esensial dan lemak hanya diperoleh dari daging (termasuk olahannya), juga ketakutan bahwa tubuh menjadi lemas dan tak punya stamina karena bervegetarian, adalah tak berdasar. 

Kacang-kacangan terutama kedelai mengandung semua asam amino esensial. Lemak pun ada di minyak kelapa sawit dan kacang-kacangan. Tak ada yang perlu dikhawatirkan jika orang bervegetarian.

"Pertanyaan sekarang adalah, mengapa orang-orang malah tidak pernah khawatir tentang dampak daging yang sangat merugikan kesehatan? Aneh dan lucu, kan? Vegetarian dikawatirkan ke sana-kemari, tapi bahaya daging tak disuarakan," ujar Susianto, ahli nutrisi yang juga Ketua Operasional IVS.

Mereka yang masih tak percaya dampak merusak dari daging, perlu banyak membaca literatur dan menyimak imbauan-imbauan lembaga-lembaga internasional. Indonesia belum menyadari dampak daging, bahkan menggencarkan industri peternakan.


0 comments:

Post a Comment