Kemanan Sistem
Informasi
Pendahuluan
Informasi saat
ini sudah menjadi sebuah komoditi yang sangat penting. Bahkan ada yang
mengatakan bahwa kita sudah berada di sebuah “information-based society”. Kemampuan
untuk mengakses dan menyediakan informasi secara cepat dan akurat menjadi
sangat esensial bagi sebuah organisasi, baik yang berupa organisasi komersial
(perusahaan), perguruan tinggi, lembaga pemerintahan, maupun individual
(pribadi). Survey Information Week (USA), 1271 system or network manager, hanya
22% yang menganggap keamanan sistem informasi sebagai komponen penting. 1988.
Keamanan sistem mail sendmail
dieksploitasi oleh Robert Tapan Morris sehingga melumpuhkan sistem
Internet. Kegiatan ini dapat
diklasifikasikan sebagai “denial of service attack”. Diperkirakan biaya yang
digunakan untuk memperbaiki dan hal-hal
lain yang hilang adalah sekitar $100 juta. Di tahun 1990 Morris dihukum (convicted)
dan hanya didenda $10.000. Pada tanggal 10 Maret 1997 Seorang hacker dari
Massachusetts berhasil mematikan sistem telekomunikasi sebuah airport lokal
(Worcester, Mass.) sehingga memutuskan komunikasi di control tower dan
menghalau pesawat yang hendak mendarat.
Jumlah
kejahatan komputer (computer crime), terutama yang berhubungan dengan sistem
informasi, akan terus meningkat dikarenakan beberapa hal, antara lain:
a) Aplikasi bisnis yang menggunakan (berbasis)
teknologi informasi dan jaringan komputer semakin meningkat.
b) Desentralisasi server sehingga lebih banyak
sistem yang harus ditangani dan membutuhkan lebih banyak operator dan
administrator yang handal. Padahal mencari operator dan administrator yang
handal adalah sangat sulit.
c) Transisi dari single vendor ke multi-vendor
sehingga lebih banyak yang harus
dimengerti dan masalah interoperability antar vendor yang lebih sulit ditangani.
d) Meningkatnya kemampuan pemakai di bidang
komputer sehingga mulai banyak pemakai yang mencoba-coba bermain atau
membongkar sistem yang digunakannya.
e) Kesulitan dari penegak hukum untuk mengejar
kemajuan dunia komputer dan telekomunikasi yang sangat cepat.
f) Semakin kompleksnya sistem yang digunakan,
seperti semakin besarnya program (source code) yang digunakan sehingga semakin
besar probabilitas terjadinya lubang keamanan.
g) Semakin banyak perusahaan yang menghubungkan
sistem informasinya dengan jaringan komputer yang global seperti Internet.
Potensi sistem informasi yang dapat dijebol menjadi lebih besar. Seperti Pada
Tahun 1999 Computer Security Institute (CSI) / FBI Computer Crime Survey
menunjukkan beberapa statistik yang menarik, seperti misalnya ditunjukkan bahwa
“disgruntled worker” merupakan potensi attack / abuse. Http://www.gocsi.com. Pada tahun 2000 beberapa
situs web di Indonesia dijebol. Contoh terakhir: Bank BCA, Bank Lippo, Bank
Bali. Cracker Indonesia ditangkap di Singapura
Mungkinkah Aman?
a) Sangat
sulit mencapai 100% aman
b) Ada
timbal balik antara keamanan vs. kenyamanan (security vs convenience)
Definisi computer security:
a) (Garfinkel
& Spafford) A computer is secure if you can depend on it and its software
to behave as you expect
b) G.
J. Simons, keamanan informasi adalah bagaimana kita dapat mencegah penipuan
(cheating) atau, paling tidak, mendeteksi adanya penipuan di sebuah sistem yang
berbasis informasi, dimana informasinya sendiri tidak memiliki arti fisik.
Jika kita
berbicara tentang keamanan sistem informasi, selalu kata kunci yang dirujuk adalah
pencegahan dari kemungkinan adanya virus, hacker, cracker dan lain-lain. Padahal
berbicara masalah keamanan sistem informasi maka kita akan berbicara kepada
kemungkinan adanya resiko yang muncul atas sistem tersebut. Sehingga
pembicaraan tentang keamanan sistem tersebut maka kita akan berbicara 2 masalah
utama yaitu :
a)
Threats (Ancaman) atas sistem dan
b)
Vulnerability (Kelemahan) atas sistem
Masalah tersebut pada gilirannya
berdampak kepada 6 hal yang utama dalam sistem informasi yaitu;
a) Efektifitas
b) Efisiensi
c) Kerahaasiaan
d) Integritas
e) Keberadaan
(availability)
f) Kepatuhan
(compliance)
g) Keandalan
(reliability)
Adapun kriteria yag perlu di
perhatikan dalam masalah keamanan sistem informasi membutuhkan 10 domain
keamanan yang perlu di perhatikan yaitu :
a) Akses
kontrol sistem yang digunakan
b) Telekomunikasi
dan jaringan yang dipakai
c) Manajemen
praktis yang di pakai
d) Pengembangan
sistem aplikasi yang digunakan
e) Cryptographs
yang diterapkan
f) Arsitektur
dari sistem informasi yang diterapkan
g) Pengoperasian
yang ada
h) Busineess
Continuity Plan (BCP) dan Disaster Recovery Plan (DRP)
i)
Kebutuhan Hukum, bentuk investigasi dan kode
etik yang diterapkan
j)
Tata letak fisik dari sistem yang ada
Ancaman (Threats)
Ancaman adalah aksi yang terjadi
baik dari dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu
keseimbangan sistem informasi. Ancaman yang mungkin timbul dari kegiatan
pengolahan informasi berasal dari 3 hal utama, yaitu :
a) Ancaman
Alam
Yang termasuk
dalam kategori ancaman alam terdiri atas :
· Ancaman air, seperti : Banjir, Stunami, Intrusi
air laut, kelembaban tinggi, badai, pencairan salju
· Ancaman Tanah, seperti : Longsor, Gempa bumi,
gunung meletus
· Ancaman Alam lain, seperti : Kebakaran hutan,
Petir, tornado, angin ribut
b) Ancaman
Manusia
Yang dapat
dikategorikan sebagai ancaman manusia, diantaranya adalah :
·
Malicious code
·
Virus, Logic bombs, Trojan horse, Worm, active
contents, Countermeasures
·
Social engineering
·
Hacking, cracking, akses ke sistem oleh orang
yang tidak berhak, DDOS, backdoor
·
Kriminal
·
Pencurian, penipuan, penyuapan, pengkopian tanpa
ijin, perusakan
·
Teroris
·
Peledakan, Surat kaleng, perang informasi,
perusakan
c) Ancaman
Lingkungan
Yang dapat
dikategorikan sebagai ancaman lingkungan seperti :
· Penurunan tegangan listrik atau kenaikan
tegangan listrik secara tiba-tiba dan dalam jangka waktu yang cukup lama
· Polusi
· Efek bahan kimia seperti semprotan obat pembunuh
serangga, semprotan anti api, dll
· Kebocoran seperti A/C, atap bocor saat hujan
Kelemahan (Vurnerability)
Adalah cacat atau kelemahan dari suatu sistem yang mungkin timbul pada
saat mendesain, menetapkan prosedur, mengimplementasikan maupun kelemahan atas
sistem kontrol yang ada sehingga memicu tindakan pelanggaran oleh pelaku yang
mencoba menyusup terhadap sistem tersebut. Cacat sistem bisa terjadi pada
prosedur, peralatan, maupun perangkat lunak yang dimiliki, contoh yang mungkin
terjadi seperti : Seting firewall yang membuka telnet sehingga dapat diakses
dari luar, atau Seting VPN yang tidak di ikuti oleh penerapan kerberos atau
NAT.
Suatu
pendekatan keamanan sistem informasi minimal menggunakan 3 pendekatan, yaitu :
a. Pendekatan preventif yang bersifat mencegah dari
kemungkinan terjadikan ancaman dan kelemahan
b. Pendekatan detective yang bersifat mendeteksi
dari adanya penyusupan dan proses yang mengubah sistem dari keadaan normal
menjadi keadaan abnormal
c. Pendekatan Corrective yang bersifat mengkoreksi
keadaan sistem yang sudah tidak seimbang untuk dikembalikan dalam keadaan
normal
Pengendalian keamanan Sistem Informasi
Berkaitan dengan keamanan system
informasi, diperlukan tindakan berupa pengendalian terhadap sistem informasi.
Kontrol-kontrol untuk pengamanan sistem informasi antara lain:
a) Kontrol
Administratif
Kontrol
administratif dimaksudkan untuk menjamin bahwa seluruh kerangka control
dilaksanakan sepenuhnya dalam organisasi berdasarkan prosedur-prosedur yang
jelas. Kontrol ini mencakup hal-hal berikut:
· Mempublikasikan kebijakan control yang membuat
semua pengendalian sistem informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius
oleh semua pihak dalam organisasi.
· Prosedur yang bersifat formal dan standar
pengoperasian disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk hal ini
adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan
manajemen pengarsipan data.
· Perekrutan pegawai secara berhati-hati yang
diikuti dengan orientasi pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan
· Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula
cara melakukan control kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang
diharapkan.
· Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan dengan
tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap.
Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses
terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk
melakukan kecurangan.
b) Kontrol
Pengembangan dan Pemeliharaan Sistem
Untuk
melindungi kontrol ini, peran auditor sistem informasi sangatlah penting.
Auditor sistem informasi harus dilibatkan dari masa pengembangan hingga
pemeliharaan system, untuk memastikan bahwa system benar-benar terkendali,
termasuk dalam hal otorisasi pemakai system. Aplikasi dilengkapi dengan audit
trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri
c) Kontrol
Operasi
Kontrol operasi
dimaksudkan agar system beroperasi sesuai dengan yang diharapkan. Termasuk
dalam kontrol ini:
· Pembatasan akan akses terhadap data
· Kontrol terhadap personel pengoperasi
· Kontrol terhadap peralatan
· Kontrol terhadap penyimpanan arsip
· Pengendalian terhadap virus
· Untuk mengurangi terjangkitnya virus,
administrator sistem harus melakukan tiga kontrol berupa preventif, detektif,
dan korektif.
d) Proteksi
Fisik terhadap Pusat Data
· Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan
terhadap pusat data.
· Faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan,
kelembaban udara, bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan
dengan benar.
e) Kontrol
Perangkat Keras
· Untuk mengatisipasi kegagalan sistem komputer,
terkadang organisasi menerapkan sistem komputer yang berbasis fault-tolerant
(toleran terhadap kegagalan).
· Pada sistem ini, jika komponen dalam sistem
mengalami kegagalan maka komponen cadangan atau kembarannya segera mengambil
alih peran komponen yang rusak
f) Kontrol
Akses terhadap Sistem computer
· Untuk melakukan pembatasan akses terhadap
sistem, setiap pemakai sistem diberi otorisasi yang berbeda-beda. Setiap
pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password.
· sistem-sistem yang lebih maju mengombinasikan
dengan teknologi lain. Misalnya, mesin ATM menggunakan kartu magnetic atau
bahkan kartu cerdas sebagai langkah awal untuk mengakses sistem dan kemudian
baru diikuti dengan pemasukan PIN (personal identification number).
g) Kontrol
terhadap Akses Informasi
· Ada kemungkinan bahwa seseorang yang tak berhak
terhadap suatu informasi berhasil membaca informasi tersebut melalui jaringan
(dengan menggunakan teknik sniffer). Untuk mengantisipasi keadaan seperti ini,
alangkah lebih baik sekiranya informasi tersebut dikodekan dalam bentuk yang
hanya bisa dibaca oleh yang berhak.
· Studi tentang cara mengubah suatu informasi ke
dalam bentuk yang tak dapat dibaca oleh orang lain dikenal dengan istilah
kriptografi. Adapun sistemnya disebut sistem kripto. Secara lebih khusus,
proses untuk mengubah teks asli (cleartext atau plaintext) menjadi teks yang
telah dilacak (cliphertext) dinamakan enskripsi, sedangkan proses kebalikannya,
dari chiphertext menjadi cleratext, disebut dekrpisi.
· Dua teknik yang popular untuk melakukan
enskripsi yaitu DES dan public-key encryption . DES merupakan teknik untuk
melakukan enskripsi dan deskripsi yang dikembangkan oleh IBM pada tahun 1970-an. Kunci yang digunakan
berupa kunci privat yang bentuknya sama. Panjang kunci yang digunakan sebesar
64 bit. Algoritma yang digunakan mengonversi satu blok berukuran 64 bit
(8karakter) menjadi blok data berukuran 64 bit. Sistem DES yang menggunakan
kunci privat memiliki kelemahan yang terletak pada keharusan untuk
mendistribusikan kunci ini. Pendistribusian inilah yang menjadi titik rawan
untuk diketahui oleh pihak penyadap.
h) Kontrol
terhadap Bencana
Zwass (1998)
membagi rencana pemulihan terhadap bencana ke dalam komponen:
·
Rencana darurat (emergency plan) menentukan
tidakan-tindakan yang harus dilakukan oleh para pegawai manakala bencana
terjadi.
·
Rencana cadangan (backup plan) menentukan
bagaimana pemrosesan informasi akan dilaksanakan selama masa darurat.
i)
Kontrol Terhadap Perlidungan Terakhir
Kontrol terhadap
perlindungan terakhir dapat berupa:
·
Rencana pemulihan terhadap bencana.
·
Asuransi.
Asuransi merupakan upaya untuk mengurangi
kerugian sekiranya terjadi bencana. Itulah sebabnya, biasanya organisasi
mengansurasikan gedung atau asset-aset tertentu dengan tujuan kalau bencana
terjadi, klaim asuransi dapat digunakan untuk meringankan beban organisasi
j)
Kontrol Aplikasi
Kontrol aplikasi
adalah kontrol yang diwujudkan secara sesifik dalam suatu aplikasi sistem
informasi. Wilayah yang dicakup oleh kontrol ini meliputi:
·
Kontrol Masukan
·
Kontrol Pemrosesan
·
Kontrol Keluaran
·
Kontrol Basis Data
·
Kontrol Telekomunikasi
Kesimpulan
Keamanan sistem informasi tidak dilihat hanya dari kaca mata timbulnya
serangan dari virus, mallware, spy ware dan masalah lain, akan tetapi dilihat
dari berbagai segi sesuai dengan domain keamanan sistem itu sendiri.